Marketing| Interview
Inilah data yang saya dapat setelah saya interview anak kuliah usia 18-22 tahun di Jakarta dengan target market yang suka culinary terutama minuman dan memiliki banyak kegiatan. Artikel ini dibuat untuk melanjutkan analisa 4P dari produk Nescafe yang merupakan brand kopi dari nestle. Walaupun awalnya berasal dari Swiss, produk ini telah menyesuaikan kharakteristik nescafe dengan target market di setiap negara tarmasuk Indonesia.
Berikut wawancara saya dengan Michelle, Jodith dan Ray.
Michelle
Awalnya saya bertanya kepada Michelle, apakah ia suka jajan? Katanya ia suka jajan saat lagi nugas dan bosan. Lalu mulailah saya tanya tentang minuman kesukaannya. Ternyata Michelle suka kopi. Selanjutnya saya tanya kapan biasanya Ia minum kopi? Lalu dijawabnya, saat begadang atau saat ngantuk. Memangnya ngefek ya tanya saya, dan menurutnya lumayan memberikan efek. Kalau pas begadang atau pas ngantuk minumnya kopi instan atau dicafe, tanya saya kembali, Michelle ternyata lebih suka kopi di cafe. Menurutnya kopi cafe lebih banyak varian dan lebih fresh serta alami. Kalau di cafe biasanya dari bubuk asli dan belum dicampur pemanis jadi bisa diatur rasanya. Michelle bilang jenis kopi yang Ia suka americano atau karena manisnya pas dan aromanya cocok untuk dia. Dalam perbincangan ini Michelle juga bilang walaupun Ia suka kopi tapi Ia lebih suka yang light atau kafeinnya tidak terlalu tinggi sehingga perutnya tetap stabil. Saat tidak ada cafe atau dalam perjalanan tapi butuh kopi,lalu bagaimana? tanya saya. Michelle bilang pada saat seperti itu Ia cari yang praktis, dan ya kadang beli juga kopi kemasan siap minum. Biasanya merek apa? ,tanya saya kembali. Aku gak terlalu banyak coba kalo instan, biasanya sih good day atau apapun yang rasanya ga terlalu kuat, kaya white cofe atau kopi susu. Karna minum kopi kalau pas bisa membantu tapi kalo tidak pas malah masalah.
Awalnya saya bertanya kepada Michelle, apakah ia suka jajan? Katanya ia suka jajan saat lagi nugas dan bosan. Lalu mulailah saya tanya tentang minuman kesukaannya. Ternyata Michelle suka kopi. Selanjutnya saya tanya kapan biasanya Ia minum kopi? Lalu dijawabnya, saat begadang atau saat ngantuk. Memangnya ngefek ya tanya saya, dan menurutnya lumayan memberikan efek. Kalau pas begadang atau pas ngantuk minumnya kopi instan atau dicafe, tanya saya kembali, Michelle ternyata lebih suka kopi di cafe. Menurutnya kopi cafe lebih banyak varian dan lebih fresh serta alami. Kalau di cafe biasanya dari bubuk asli dan belum dicampur pemanis jadi bisa diatur rasanya. Michelle bilang jenis kopi yang Ia suka americano atau karena manisnya pas dan aromanya cocok untuk dia. Dalam perbincangan ini Michelle juga bilang walaupun Ia suka kopi tapi Ia lebih suka yang light atau kafeinnya tidak terlalu tinggi sehingga perutnya tetap stabil. Saat tidak ada cafe atau dalam perjalanan tapi butuh kopi,lalu bagaimana? tanya saya. Michelle bilang pada saat seperti itu Ia cari yang praktis, dan ya kadang beli juga kopi kemasan siap minum. Biasanya merek apa? ,tanya saya kembali. Aku gak terlalu banyak coba kalo instan, biasanya sih good day atau apapun yang rasanya ga terlalu kuat, kaya white cofe atau kopi susu. Karna minum kopi kalau pas bisa membantu tapi kalo tidak pas malah masalah.
Jodith
Saat saya tanya Jodith apakah dia suka jajan atau tidak, jawabannya iya. Biasanya kapan jajan?, tanya saya. Katanya saat istirahat, main, bosen atau sambil kerja tugas. Kan tugas DKV banyak nih, biasanya ditemenin jajan apa sambil begadang nugas? Menurut Jodith saat banyak tugas membuatnya harus begadang, maka Ia lebih suka beli kopi. Selain begadang kapan saja minum kopi, tanya saya. Dijawabnya, pas istirahat. Jodith lebih suka jajan minuman seperti kopi agar bisa dibawa ke kelas dan bisa ngilangin ngantuk. Lalu saya tanya, biasanya beli dimana dan katanya kalau waktu istirahat cuma dikit ia lebih suka beli di lawson atau minimarket. Menurutnya beli minuman kemasan lebih praktis, tidak buang waktu dan rasanya tidak kalah dengan yang di cafe. Saat saya tanya Ia suka beli brand apa katanya Ia seringkali coba-coba brand baru. Lalu adakah produk kopi yang paling kamu andalkan? Menurutnya Ia paling suka Nescafe karena produk ini rasanya sudah cocok dilidah dia karena sudah minum nescafe ini dari dulu. Menurut Jodith, produk Nestle ini bisa diandalkan karena brand international jadi mudah didapat saat dimanapun. Menurut Jodith, dibanding brand lain Nescafe punya rasa yang lebih beragam jadi tidak bosen. Saat saya tanya varian apa yang paling saya suka dari nescafe, menurutnya varian apapun yang rasanya tidak terlalu kuat. Kata Jodith, rasa yang tidak terlalu pekat tidak buat enek dan haus.
Ray
Saya tanya dengan Ray, apakah dia suka nongkrong ke cafe dijawabnya iya. Saya tanya kapan dan alasanya kenapa suka pergi ke cafe. Katanya Ia suka mencicipi cita rasa baru dari kopi yang dijual di cafe sambil nugas dengan suasana baru. Selain itu kapan saja Ray minum kopi,tanya saya. Katanya, kapan saja jika memungkinkan pasti dia minum kopi. Ray memang penikmat kopi. Kopi jenis apa yang disukai kata saya, jawabannya kopi yang digrinder trus dijadikan espresso.
Lalu saat saya tanya suka kopi jenis apa katanya Ia suka Arabica. Menurutnya kafein dari arabica tidak sebesar robusta. Dan saat saya tanya biasanya beli brand apa? Jawabanya tergantung. Kalau di cafe tergantung ada biji kopi apa. Kalo di supermarket palingan Nescafe tapi bukan yang black (kalo nescafe black kadang suka kembung). Kalo yang White Coffee/Latte/Mocha enggak. Saat saya tanya lebih suka yg light atau tinggi kafein? Jawab Ray tergantung kebutuhan. Terakhir saya tanya tesktur kopi yg disuka gimana, katanya ia lebih suka kalau kopi hitam kental kalo kopi latte ya biasa aja.
Kesimpulan yang saya dapat bahwa banyak dari mereka yang suka kopi tetapi mereka menyesuaikan kopi yang mereka minum dengan kondisi perut dan kebutuhan mereka. Seperti jumlah takaran dan tingkat kafein tergantung kebutuhan. Tetapi, untuk keseharian kebanykan dari mereka lebih suka dengan kopi yang rendah kafein seperti latte dan white coffee untuk menghindari masalah pada perut . Kecuali untuk waktu tertentu seperti saat begadang, mereka mengkonsumsi yang kafein lebih tinggi agar tidak mudah mengantuk. Memang kopi yang rendah kafein tidak akan berdampak buruk pada kondisi kesehatan kebanyakan orang sehingga aktivitas mereka tidak terganggu, tetapi kafein yang rendah cenderung tidak berpengaruh untuk menangkal ngantuk. Sementara mereka membutuhkan minuman yang dapat mengalahkan kantuk atau dapat fresh kembali.
Jadi NEEDS-nya adalah:
1.Mereka butuh minuman agar tidak mudah mengantuk
2. Mereka butuh kopi yang ramah di perut
WANTS-nya adalah:
1. Varian rasa yang beragam membuat penikmat kopi tidak bosan
2. Mudah didapat, praktis tetapi saat mengkonsumsi sensasinya seperti kopi cafe.
Untuk harga mereka tidak bermasalah asal masih wajar untuk harga mahasiswa, dan biasanya harga kopi untuk mahasiswa sekitar Rp 10.000,- sampai 20.000- berdasarkan rata-rata kopi di sekitar Binus Syahdan.
Dari data yang saya dapat di atas, masih bisa ditambahkan inovasi untuk produk kopi yang sebut saja namanya Coco, yaitu kopi yang bisa menangkal kantuk tetapi ramah di perut, rasa yang beragam agar tidak bosan dan packaging dari botol kaca, agar cita rasa dan aroma tetap terjaga seperti menikmati kopi di cafe.
Komentar
Posting Komentar